Feature Top (Full Width)

Rabu, 20 November 2013

Pendidikan Pesantren; Sebuah Ulasan Singkat



Pendidikan Pesantren; Sebuah Ulasan Singkat 

Imam Tazali, S.Pd.I

(Pengajar di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah. Mahasiswa Pascasarjana IAIN Sumatera Utara)
Dalam perkembagan masyarakat sering kita melihat perubahan dalam pola hubungan ekonomi, sosial, dan budaya dari manusia itu sendiri. Tak jarang, perubahan itu menimbulkan keguncangan sosial, ekonomi, kejumudan pendidikan manusia jika tidak disiapkan dengan sebaik-baiknya. Seorang ilmuwan psikologi amerika, beliau mengungkapkan : The danger of the past was that men became slaves. The danger of the future is that men may become robots. Artinya ancaman masa lalu adalah manusia menjadi budak. Ancaman di masa datang adalah manusia menjadi robot.

Melihat ungkapan ini, kita bisa berpikir apa maksud dari ungkapan tersebut? Kalau kita pahami secara sekilas ungkapan tersebut tertuju pada pendidikan saat ini. Oleh karena itu mari kita tinjau kembali apa itu hakikat pendidikan. Secara sederhana, pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pendapat lain mengatakan bahwa pendidikan mencakup berbagai dimensi, antara lain akal, perasaan, kehendak dan seluruh unsur atas kejiwaan manusia serta bakat-bakat kemampuannya. Menurut Muhammad Amin:” Pendidikan merupakan upaya untuk mengembangkan bakat dan kemampuan individu, sehingga potensi-potensi kejiwaan itu dapat diaktualisasikan secara sempurna.” Istilah pendidikan dalam konteks islam pada umumnya mengacu kepada term al-tarbiyah, al-ta’dib dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang populer digunakan dalam praktek pendidikan islam ialah term al-tarbiyah.  

Samsul Nizar memberikan kata pengantar tentang:” Qua Vadis Pendidikan Islam Di Indonesia Menelusuri Sejarah Menuju Paradigma Pendidikan Berkualitas”, beliau mengatakan :” Pendidikan tidak akan punya arti bila mana manusia tidak ada di dalamnya. Hal ini disebabkan, karena manusia merupakan subjek dan objek pendidikan.” Artinya, manusia tidak akan bisa berkembang dan mengembangkan kebudayaannya secara sempurna bila tidak ada pendidikan. Jadi eksistensi pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan manusia. 

Adapun pendidikan pesantren berarti tempat para santri, sedangkan santri pelajar menuntut ilmu agama islam. Jadi pesantren diartikan tempat para santri menuntut ilmu agama islam. Pesantren merupakan tempat pendidikan yang menanamkan pendidikan karakter atau akhlak para santri-santrinya. Konsep pendidikan pesantren dapat menjadi model dalam merealisasikan pendidikan karakter. Harus diakui ada juga pesantren yang kurang berkualitas. Namun, hal itu ubahnya dengan sekolah lainnya. Jadi yang harus dilihat sesungguhnya adalah konsep pendidikan pesantren yang sangat fokus terhadap pembinaan manusia seutuhnya lewat keteladanan, keikhlasan, kebersahajaan, kasih sayang, pengorbanan, kebersamaan, kesopanan, serta kecintaan kepada ilmu. Juga pesantren mengajarkan keterampilan praktis untuk mencari nafkah, tetapi itu bukanlah fokus utamanya. Maka jarang sekali alumni pesantren yang resah karena belum mendapat kerjaan sebagaiman dikeluhkan oleh para alumni perguruan tinggi. Sebab, kualitas kepribadian lebih bermanfaat dari pada pengetahuan praktis dan keterampilan ketika mengahadapi persoalan hidup. Jadi dapat kita ambil kesimpulan dari urusan pendidikan apabila kita kembali kepada apa definisi pendidikan dan pentingnya suatu pendidikan pesantren yang sudah teruji bertahun-tahun, maka pendidikan pesantren sebagai jawaban dari masalah perubahan zaman, baik dalam urusan ekonomi, sosial, dan budaya, dan dunia pendidikan.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed by Liza Burhan