Pendidikan
Pesantren; Sebuah Ulasan Singkat
Imam
Tazali, S.Pd.I
(Pengajar
di Pesantren Ar-Raudlatul Hasanah. Mahasiswa Pascasarjana IAIN Sumatera Utara)
Dalam
perkembagan masyarakat sering kita melihat perubahan dalam pola hubungan
ekonomi, sosial, dan budaya dari manusia itu sendiri. Tak jarang, perubahan itu
menimbulkan keguncangan sosial, ekonomi, kejumudan pendidikan manusia jika
tidak disiapkan dengan sebaik-baiknya. Seorang ilmuwan psikologi amerika,
beliau mengungkapkan : The danger of the
past was that men became slaves. The danger of the future is that men may
become robots. Artinya ancaman masa lalu adalah manusia menjadi budak. Ancaman
di masa datang adalah manusia menjadi robot.
Melihat
ungkapan ini, kita bisa berpikir apa maksud dari ungkapan tersebut? Kalau kita
pahami secara sekilas ungkapan tersebut tertuju pada pendidikan saat ini. Oleh
karena itu mari kita tinjau kembali apa itu hakikat pendidikan. Secara
sederhana, pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara
sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik
menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Pendapat lain mengatakan bahwa
pendidikan mencakup berbagai dimensi, antara lain akal, perasaan, kehendak dan
seluruh unsur atas kejiwaan manusia serta bakat-bakat kemampuannya. Menurut
Muhammad Amin:” Pendidikan merupakan
upaya untuk mengembangkan bakat dan kemampuan individu, sehingga
potensi-potensi kejiwaan itu dapat diaktualisasikan secara sempurna.” Istilah
pendidikan dalam konteks islam pada umumnya mengacu kepada term al-tarbiyah,
al-ta’dib dan al-ta’lim. Dari ketiga istilah tersebut term yang populer
digunakan dalam praktek pendidikan islam ialah term al-tarbiyah.
Samsul
Nizar memberikan kata pengantar tentang:” Qua
Vadis Pendidikan Islam Di Indonesia Menelusuri Sejarah Menuju Paradigma
Pendidikan Berkualitas”, beliau mengatakan :” Pendidikan tidak akan punya arti bila mana manusia tidak ada di
dalamnya. Hal ini disebabkan, karena manusia merupakan subjek dan objek
pendidikan.” Artinya, manusia tidak akan bisa berkembang dan mengembangkan
kebudayaannya secara sempurna bila tidak ada pendidikan. Jadi eksistensi
pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan
mengekalkan kebudayaan manusia.
Adapun
pendidikan pesantren berarti tempat para santri, sedangkan santri pelajar
menuntut ilmu agama islam. Jadi pesantren diartikan tempat para santri menuntut
ilmu agama islam. Pesantren merupakan tempat pendidikan yang menanamkan
pendidikan karakter atau akhlak para santri-santrinya. Konsep pendidikan
pesantren dapat menjadi model dalam merealisasikan pendidikan karakter. Harus
diakui ada juga pesantren yang kurang berkualitas. Namun, hal itu ubahnya
dengan sekolah lainnya. Jadi yang harus dilihat sesungguhnya adalah konsep
pendidikan pesantren yang sangat fokus terhadap pembinaan manusia seutuhnya
lewat keteladanan, keikhlasan, kebersahajaan, kasih sayang, pengorbanan,
kebersamaan, kesopanan, serta kecintaan kepada ilmu. Juga pesantren mengajarkan
keterampilan praktis untuk mencari nafkah, tetapi itu bukanlah fokus utamanya. Maka
jarang sekali alumni pesantren yang resah karena belum mendapat kerjaan sebagaiman
dikeluhkan oleh para alumni perguruan tinggi. Sebab, kualitas kepribadian lebih
bermanfaat dari pada pengetahuan praktis dan keterampilan ketika mengahadapi
persoalan hidup. Jadi dapat kita ambil kesimpulan dari urusan pendidikan
apabila kita kembali kepada apa definisi pendidikan dan pentingnya suatu
pendidikan pesantren yang sudah teruji bertahun-tahun, maka pendidikan
pesantren sebagai jawaban dari masalah perubahan zaman, baik dalam urusan
ekonomi, sosial, dan budaya, dan dunia pendidikan.
0 komentar:
Posting Komentar