Feature Top (Full Width)

Rabu, 20 November 2013

Muhammad al-Fatih; Pemimpin Pasukan Pembuka Benteng Konstantinopel



Muhammad al-Fatih; Pemimpin Pasukan Pembuka Benteng Konstantinopel

Kisah ini berawal dari Perang Khandaq pada zaman Rasulullah saw. Waktu itu, pasukan muslim yang berjumlah sekitar 10 ribu akan diserang oleh gabungan tentara kaum Quraisy, Yahudi dan Nasrani yang jumlahnya mencapai 100 ribu orang. Target utama dari perang ini adalah penyelamatan Kota Madinah dari serbuan. Para sahabat lalu berkumpul, bermusyawarah, dan berunding mencari strategi memenangkan pertempuran.

Kalau dihitung dengan jumlah tentara yang ada, berarti 1 orang harus berhadapan dengan 10 orang tentara musuh. Jika hanya menggunakan perlengkapan pedang dan tombak, pasti akan kalah. Karena itu, disusunlah strategi untuk mengatasi kekurangan pasukan dengan cara yang lain. Tersebutlah dalam sejarah bahwa Sahabat Salman al-Farisi mengusulkan cara bagaimana agar muslim bertahan di Madinah dengan taktik penggalian parit mengelilingi Kota Nabi tersebut sebagai jebakan pada musuh.

Panjangnya 8 kilometer. Lebarnya 5 Kilometer. Dalamnya 3 meter. Parit itulah yang kemudian menjadi benteng kokoh kaum muslim dalam memporak-porandakan pasukan musuh. 

Ada cerita menarik yang muncul dalam proses penggalian parit raksasa itu. Kala itu, pasukan muslim bertanya pada Rasulullah ketika parit sedang digali; Ya Rasulullah, kota mana yang akan kita taklukkan terlebih dahulu? Konstantinopel ataukah Roma? Rasulullah menjawab; Kota yang dipimpin oleh Heraclius (Roma). Dan setelah itu, Rasulullah melanjutkan; Namun kalian pasti akan menaklukkan Konstantinopel. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin. Pasukan yang di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan. (HR. Ahmad bin Hanbal)

Singkat cerita, Konstantinopel akhirnya takluk. Tepatnya hari jum’at 6 April 1953. Pemimpinnya adalah Muhammad II yang lebih populer dengan sebutan Muhammad al-Fatih. Dengan strategi perang yang canggih, pemimpin yang mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 7 bahasa yaitu Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil, pantas disebut pemimpin terbaik sesuai dengan sabda Rasul. Malam kamis, 5 April 1953, bersama pasukannya, Muhammad al-Fatih menggiring 70-an kapal perang beserta mariamnya melintasi pegunungan agar bisa memasuki Teluk Golden Horn, yang menjadi titik lemah pasukan musuh. Bukan di atas lautan, kapal-kapal perang tersebut ditarik bersama-sama menyeberangi padang pasir tandus dan tanjakan pegunungan yang tinggi. Subhanallah!

Itulah perjuangan pemimpin terbaik versi hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hambal. Pemimpin yang membuktikan ramalan Rasulullah meski teladannya itu telah berpulang ke rahmatullah 800 tahun sebelum ia memimpin pasukan. Sangat jauh rentang waktunya, namun keberadaan Rasul sangat terasa di benak Muhammad al-Fatih. Di umurnya yang masih sangat muda, 21 tahun, ia berhasil mewujudkan pembebasan Konstantinopel. Usaha yang gagal diwujudkan oleh pemimpin-pemimpin terdahulu yang juga berusaha mewujudkannnya.

Mengenal Lebih Dekat Muhammad al-Fatih

Muhammad II atau Sultan Mehmed II yang juga dikenal Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 1432 Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki-Bulgaria). Ia menaiki tahta kerajaan ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451-1481 M). Sejarah mencatat bahwa beliau adalah seorang Sultan Turki Usmani yang menaklukkan kekaisaran Romawi Timur. Beliau tidak pernah meninggalkan shalat fardhu, shalat sunnah rawatib dan shalat tahajjud sejak baligh. Beliau wafat pada 3 Mei 1481 karena sakit sewaktu dalam perjalanan menuju pusat Imperium Romawi Barat di Roma, Italia.

Gurunya adalah Syaikh Aaq Syamsuddin, seorang ulama karismatik di zamannya. Ialah guru yang meyakinkan Muhammad al-Fatih bahwa dialah orang yang dimaksudkan oleh Rasulullah saw di dalam hadis pembebasan Konstantinopel. Bersama beliaulah, dan tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha, Muhammad al-Fatih merencanakan penaklukan Kontantinopel dari berbagai penjuru benteng kota tersebut dengan berbekal 250 ribu pasukan. (Disarikan dari berbagai sumber oleh AM. Fauziah)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Template designed by Liza Burhan