Muhammad
al-Fatih; Pemimpin Pasukan Pembuka Benteng Konstantinopel
Kisah ini
berawal dari Perang Khandaq pada zaman Rasulullah saw. Waktu itu, pasukan
muslim yang berjumlah sekitar 10 ribu akan diserang oleh gabungan tentara kaum
Quraisy, Yahudi dan Nasrani yang jumlahnya mencapai 100 ribu orang. Target
utama dari perang ini adalah penyelamatan Kota Madinah dari serbuan. Para
sahabat lalu berkumpul, bermusyawarah, dan berunding mencari strategi
memenangkan pertempuran.
Kalau
dihitung dengan jumlah tentara yang ada, berarti 1 orang harus berhadapan
dengan 10 orang tentara musuh. Jika hanya menggunakan perlengkapan pedang dan
tombak, pasti akan kalah. Karena itu, disusunlah strategi untuk mengatasi
kekurangan pasukan dengan cara yang lain. Tersebutlah dalam sejarah bahwa
Sahabat Salman al-Farisi mengusulkan cara bagaimana agar muslim bertahan di
Madinah dengan taktik penggalian parit mengelilingi Kota Nabi tersebut sebagai
jebakan pada musuh.
Panjangnya
8 kilometer. Lebarnya 5 Kilometer. Dalamnya 3 meter. Parit itulah yang kemudian
menjadi benteng kokoh kaum muslim dalam memporak-porandakan pasukan musuh.
Ada
cerita menarik yang muncul dalam proses penggalian parit raksasa itu. Kala itu,
pasukan muslim bertanya pada Rasulullah ketika parit sedang digali; Ya
Rasulullah, kota mana yang akan kita taklukkan terlebih dahulu? Konstantinopel
ataukah Roma? Rasulullah menjawab; Kota yang dipimpin oleh Heraclius
(Roma). Dan setelah itu, Rasulullah melanjutkan; Namun kalian pasti akan
menaklukkan Konstantinopel. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik
pemimpin. Pasukan yang di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan. (HR.
Ahmad bin Hanbal)
Singkat
cerita, Konstantinopel akhirnya takluk. Tepatnya hari jum’at 6 April 1953.
Pemimpinnya adalah Muhammad II yang lebih populer dengan sebutan Muhammad
al-Fatih. Dengan strategi perang yang canggih, pemimpin yang mempunyai
kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 7 bahasa
yaitu Bahasa Arab, Latin, Yunani, Serbia, Turki, Persia dan Israil, pantas
disebut pemimpin terbaik sesuai dengan sabda Rasul. Malam kamis, 5 April 1953,
bersama pasukannya, Muhammad al-Fatih menggiring 70-an kapal perang beserta
mariamnya melintasi pegunungan agar bisa memasuki Teluk Golden Horn, yang
menjadi titik lemah pasukan musuh. Bukan di atas lautan, kapal-kapal perang
tersebut ditarik bersama-sama menyeberangi padang pasir tandus dan tanjakan
pegunungan yang tinggi. Subhanallah!
Itulah
perjuangan pemimpin terbaik versi hadis Rasulullah yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad bin Hambal. Pemimpin yang membuktikan ramalan Rasulullah meski teladannya
itu telah berpulang ke rahmatullah 800 tahun sebelum ia memimpin
pasukan. Sangat jauh rentang waktunya, namun keberadaan Rasul sangat terasa di
benak Muhammad al-Fatih. Di umurnya yang masih sangat muda, 21 tahun, ia
berhasil mewujudkan pembebasan Konstantinopel. Usaha yang gagal diwujudkan oleh
pemimpin-pemimpin terdahulu yang juga berusaha mewujudkannnya.
Mengenal
Lebih Dekat Muhammad al-Fatih
Muhammad II atau
Sultan Mehmed II yang juga dikenal Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 1432
Masehi di Adrianapolis (perbatasan Turki-Bulgaria). Ia menaiki tahta kerajaan
ketika berusia 19 tahun dan memerintah selama 30 tahun (1451-1481 M). Sejarah
mencatat bahwa beliau adalah seorang Sultan Turki Usmani yang menaklukkan
kekaisaran Romawi Timur. Beliau tidak pernah meninggalkan shalat fardhu, shalat
sunnah rawatib dan shalat tahajjud sejak baligh. Beliau wafat pada 3 Mei 1481
karena sakit sewaktu dalam perjalanan menuju pusat Imperium Romawi Barat di
Roma, Italia.
Gurunya
adalah Syaikh Aaq Syamsuddin, seorang ulama karismatik di zamannya. Ialah guru
yang meyakinkan Muhammad al-Fatih bahwa dialah orang yang dimaksudkan oleh
Rasulullah saw di dalam hadis pembebasan Konstantinopel. Bersama beliaulah, dan
tangan kanannya Halil Pasha dan Zaghanos Pasha, Muhammad al-Fatih merencanakan
penaklukan Kontantinopel dari berbagai penjuru benteng kota tersebut dengan
berbekal 250 ribu pasukan. (Disarikan dari berbagai sumber oleh AM. Fauziah)
0 komentar:
Posting Komentar